Selamat datang di blognya Keluarga Besar Teknik Kimia UAD Yogyakarta, semoga bisa menjadi media silaturrahim bagi mahasiswa dan alumni Teknik Kimia UAD.

Minggu, 22 November 2009

Kuwait University Labs

Unit Operation Lab in Chemical Engineering Department Kuwait University
A laboratory course in mass transfer operations covering experiments on: cooling towers, gas absorption, distillation, solvent extraction, drying crystallisation, etc. Some reaction kinetics experiments and flow pattern in industrial process equipment are also included.

Fasilitas Lab di Negri Tetangga


Chemical Engineering Pilot Plant milik UTM Malaysia, salah satu fasilitas di Departemen Teknik Kimia UTM. Dengan fasilitas yang modern membuat mahasiswa Indonesia banyak studi S2 maupun S3 disana.

Rabu, 18 November 2009

Komposisi Crude Oil



Dari: Rangkuman Diskusi Mailing List Migas Indonesia

Untuk mendapatkan komposisi suatu crude oil, salah satunya dapat dilakukan analisa di laboratorium dengan :
  1. Distillation (TBP, ASTM D86, dll). Hasilnya komposisi crude oil berupa HYPOTHETICAL COMPONENT berdasarkan boiling pointnya.
  2. Chromatograph. Hasilnya komposisi crude oil berupa komponen C6, C7, C8 dan seterusnya.
Pertanyaannya : apa kelebihan dan kekurangan dua metoda tersebut di atas dalam rangka untuk mendapatkan komposisi yang dapat mewakili sample crude oil?

Pertanyaan basic yang brilliant!

Jika kita memerlukan informasi dan ingin tahu detil komposisi kimianya secara presisi dan dalam hal ini, akurat (Karena harfiah ISO 17025 berbeda definisi presisi dan akurat) Jawabannya adalah chromatograp.

Meski Basic principal dari chromatograp adalah: physical SEPARATION! bagaimana cara chromatography bekerja? Komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan/dialirkan diantara 2 phase yaitu stationary phase bed dan mobile phase. Sejatinya maka tiap komponen akan mengalir dengan kecepatan yang berbeda ke dalam column (stationary) sehingga material yang memiliki daya sorption/desorption yang tinggi (derajat affinitas molekul rendah) maka lebih cepat keluar dari column (retention time).
Lalu akan diperoleh komposisi apa saja dalam crude yakni berupa komponen C6, C7, C8 dan seterusnya, dan berapa % molnya. Tapi, bagaimana dengan Distillasi? Distillation by TBP = True boiling point sejatinya sesuai dengan methode D2892 atau bisa D5236! Distilasi adalah juga proses SEPARATION! Sama bukan, lalu.....? Distilasi adalah proses pemanasan liquid sampai mendidih (boiled) lalu ditangkaplah zat/senyawa yang menguap tadi dan dikondensasi. Boiling point setiap komponen menandakan identifikasi suatu sifat fisika keberadaan dari komponen tertentu. Dari sini bisa membuat definisi secara tepat tentang Boiling point, yakni temperatur dimana tekanan uap dari fase liquid sama dengan tekanan eksternal (atau tekanan atmospheris acting on the surface of the liquid). Dari beberapa literatur: "Distillation is used to purify a compound by separating it from a non-volatile or less-volatile material. Because different compounds often have different boiling points, the components often separate from a mixture when the mixture is distilled". Dalam aplikasinya analisa Boiling point ditujukan untuk suatu rentang (range) tertentu, misalkan: crude oil pada hasil distilasi 200-250 oC menunjukkan kerosene yang terdiri dari C12 sampai C16. Mengapa suatu range? Karena biasanya sesuai metode dan kondisi instrumen distilasi, kita menaruh termometer dalam pot penangkap fase uap, namun demikian seharusnya kan kita mau mengukur temperatur sesungguhnya tepat pada titik vapor temperature! Mengapa repot menentukan titik ini? Karena sejatinya fase liquid bisa saja dalam kondisi superheated atau malah terkontaminasi (tidak full pure), sehingga parameter boiling temperature bukanlah suatu ukuran nilai yang akurat. Setelah run distillation, kita menemukan hasil komposisi crude oil berupa HYPOTHETICAL COMPONENT (dengan bahasa lain: menurut teori/sifat umum/ hypothetical). Sekarang pertanyaannya mau diapakan data sampel tersebut. Kalau ingin digunakan untuk membuat proses simulasi, perlu juga ditentukan bahwa semakin besar C-nya, maka semakin less accurate analisis dari sebuah process simulation software. Mengapa? Karena semakin jarang real plant data yang tersedia dalam bentuk VLE, LLE, atau VLLE-nya yang dapat digunakan oleh process simulation software development people untuk cross-check keakuratan hasilnya. Makanya sering kalo sudah dihadapkan dengan crude oil, engineers lebih memilih berdasarkan boiling point analysis (hypothetical components) karena sudah tersedia korelasi yang cukup akurat yang telah di cross-check vs real plant data. Namun, analisa komposisi via chromatograph punya kelemahan yaitu pendefinisian elemen yang akan dikenali. Setiap kolom di chromatograph tersebut adalah sensitif untuk mengenali elemen-elemen di dalam minyak mentah. Komposisi di dalam minyak mentah banyak sekali, apa harus kita ketahui semua? Tentunya tidak, tergantung proses simulasi yang akan di-run. Jika hanya me-run pressure drop, what is the point having detail and complete element. Sebaliknya, jika ingin me-run distilasi atau fraksinasi, tentunya kerja yang tidak ringan jika setiap elemen di dalam minyak mentah umpan didefinisikan. Belum lagi kesalahan rambatan ketika pendefinisiannya. Yang patut diperhatikan adalah 'Garbage in garbage out' Sebagai engineer, kita harus mempunyai measurement feedback yang bisa menentukan kriteria keberhasilan, paling tidak dari data yang sudah terpublish. Jangan sampai kita nge-run, tetapi kita tidak tahu hasil run kita tersebut valid atau tidak. Apapun data yang kita input, jika bisa dikalibrasi dengan data lapangan, atau paling tidak dengan literatur. Harusnya oke2 saja, asalkan kita tahu rentang keberlakuan simulasi kita tersebut. Mungkin ini adalah major lack dari process engineer ketika me-run proses simulasinya. Hysys is just a tools, you are the brain!
sumber :www.agussuwasono.com
pic : www.magazine13.com

Selasa, 17 November 2009

Apa Kata Alumni



Kuliah di UAD sangat berkesan bagi saya. UAD khususnya program Studi Teknik Kimia telah memberikan saya banyak hal positif, selain dari sisi intelektual juga dari sisi moral. Basis Kemuhammadiyahan membangun jiwa yang baik, bersikap sabar, rendah hati dan optimis dalam diri saya. Seiring dengan sisi moral, sisi intelektual pun dapat dengan lancar dijalani. Hal tersebut terkait dengan profesionalitas dosen-dosen yang senantiasa membimbing dan mendampingi dalam pengajaran maupun di setiap aktivitas kemahasiswaan. Hal tersebut juga didukung dari sarana dan prasarana pendukung dan mampu menarik minat saya untuk terus belajar tentang teknik kimia. Konflik batin atas kerumitan konsep-konsep teknik kimia tentu saja sering hadir dihari-hari perkuliahan namun sikap sabar dari dosen-dosen untuk memberikan bimbingan yang terbaik membuat saya bertekad untuk tekun menjalaninya. Akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah saya di UAD pada Program Studi Teknik Kimia sesuai dengan target waktu dan nilai yang diharapkan.
Untuk teman-teman mahasiswa calon "chemical engineering" Teknik Kimia UAD tingkatkan semangat, kuatkan tekad dan senantiasa bersikap optimis demi masa depan. Kesuksesan ada di tangan kita, usaha dan doalah yang membuatnya bisa diraih. Kesuksesan kita untuk kampus kita, terutama untuk dosen-dosen kita. ( sumber : Che_aurum )

Riani Ayu Lestari ( angkatan 2003 Teknik Kimia UAD )
Program Pasca Sarjana Teknik Kimia UGM
Student Exchange Program UGM Yogyakarta dengan

Chalmers University of Technology Gothenburg Swedia.

Kamis, 12 November 2009

Menghancurkan Plastik Dengan Air



Dilihat dari jenisnya, limbah plastik merupakan komponen ketiga terbanyak yang dibuang setelah limbah organik dan kertas. Meski dari segi jumlah tidak tergolong banyak, limbah plastik merupakan masalah lingkungan yang terbesar karena materialnya tidak mudah diurai oleh alam, baik oleh curah hujan dan panas matahari, maupun oleh mikroba tanah.

Karena ringan, plastik akan cenderung terangkat ke permukaan ketika ditimbun sehingga mengotori lingkungan sekitar. Jika tercecer di badan air, plastik cenderung menyumbat aliran. Bila dibakar akan menimbulkan asap yang membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Dengan kian meningkatnya kebutuhan barang plastik, limbah ini akan menimbulkan masalah yang kian pelik. Hal ini bisa dilihat dari perkiraan kebutuhan plastik 220 juta penduduk Indonesia pada tahun 2003 yang akan mencapai sekitar 1,35 juta ton, menurut Indonesia Plastic Industries.

Material plastik yang sudah dikenal sejak puluhan tahun silam sebagai bahan hasil rekayasa polimer, kini telah muncul dalam berbagai jenis produk mulai dari kantung plastik, tas kresek, sampai komponen berteknologi tinggi seperti barang elektronik, otomotif, dan pesawat terbang. Bahan ini banyak digunakan karena mempunyai banyak sifat unggul, seperti ringan, transparan, tahan air, elastis, dan harganya relatif murah.

Selama ini memang telah ada upaya untuk mendaur ulang plastik yang dilakukan oleh pemulung dan industri pendaur ulang plastik, namun tidak semua limbah tertangani dan beberapa jenis plastik seperti styrofoam dan plastik multilayer belum dapat dimanfaatkan.

Menurut Tomridjo dari Dana Mitra Lingkungan dalam seminar tentang limbah plastik yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), belum lama ini daur ulang yang sudah dilakukan adalah menggunakan proses generik, yaitu satu jenis plastik bekas, diproses menghasilkan plastik yang sama, namun sifat fisiknya lebih rendah.

Teknik daur ulang yang lebih baik adalah dengan proses pencampuran, yaitu mencampurkan semua jenis plastik dalam extruder yang melelehkannya pada suhu tertentu kemudian dimasukkan dalam cetakan yang sesuai dengan produk yang diinginkan.

Air superkritis
Mengolah limbah plastik kemudian dicoba dengan air superkritis atau supercritical hydrogen dioxide (ScH2O). Peneliti BPPT Mohamad Yusman dan Tusy A Adibroto dari Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT, pada seminar tersebut mempresentasikan hasil penelitian penggunaan air superkritis ini.

Air pada kondisi superkritis, yaitu di atas suhu 374 derajat Celsius dan tekanan di atas 220 atmosfer memiliki sifat yang berbeda dengan air pada kondisi normal atau suhu kamar dan tekanan atmosfer. Pada kondisi yang superkritis, air mampu melarutkan dan mendekomposisi senyawa organik, termasuk plastik dan gas.

Plastik yang terdekomposisi akan menghasilkan senyawa dasar penyusunnya, yaitu monomer yang selanjutnya dapat digunakan kembali sebagai bahan baku plastik dengan kualitas yang sama. Namun, karena memiliki suhu dan tekanan kritis tinggi, maka sifat air akan berubah menjadi asam dan memiliki daya korosif terhadap bahan logam reaktornya. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap penerapan air superkritis (ScH2O) pada berbagai penggunaan industri maupun penanganan berbagai macam limbah, urai Tusy yang juga direktur di pusat kajian itu.

Ditemukannya air superkritis bermula dari hasil percobaan yang dilakukan oleh peneliti dari Perancis Baron Charles Cagniard de la Tour, pada tahun 1821. Setelah itu dilakukan serangkaian penelitian di berbagai perguruan tinggi di dunia untuk memanfaatkan air superkritis guna mendestruksi bahan berbahaya dan beracun, termasuk bahan mudah meledak, propelan, dan bahan kimia dari senjata kimia.

Saat ini, ScH2O mulai dikembangkan untuk reaksi senyawa organik. Beberapa kelebihan yang dimiliki medium ini antara lain, kemampuan laju reaksinya yang tinggi, kemampuan mengekstraksi, mendekomposisi, dan menghilangkan polutan dalam limbah, serta dalam mendekomposisi sampah plastik.

Dalam keadaan suhu dan tekanan tinggi, air superkritis mampu melarutkan semua senyawa organik, termasuk plastik. Kelarutan senyawa ini sangat tergantung pada suhu, konstanta dielektrika, dan berat jenisnya.

Upaya untuk mendapatkan kembali senyawa dasar polimer plastik, yaitu monomer, dilakukan untuk memproduksi plastik kembali dengan kualitas yang sama melalui proses polimerisasi. Beberapa contoh depolimerisasi adalah PET menjadi asam terephthalate dab ethylene glycol. Nylon 6 menjadi konstanta dielektrika caprolactam dan air.

Kelebihan ScH2O sebagai medium untuk depolimerisasi dibandingkan dengan fluida lain yang dapat digunakan sebagai fluida superkritis antara lain harganya murah, tidak beracun, serta tidak mudah terbakar dan meledak. Tidak menghasilkan jelaga atau karbon karena reaksinya dalam sistem tertutup. Reaksi juga dapat dilakukan tanpa menggunakan bantuan katalis.

Namun, kekurangannya, ScH2O memerlukan suhu dan tekanan kritis yang lebih tinggi dibandingkan fluida lain. Bandingkan dengan metanol dan toluene yang memerlukan suhu 239,5 oC dan 318,6 oC serta tekanan 8.10 dan 4.11 Mpa. Di samping itu, keasaman air akan meningkat pada suhu tinggi, yang ditunjukkan oleh kenaikan konsentrasi ion hidrogen 30 kali lipat dibandingkan dengan air pada kondisi normal.

Sumber : http://www.chem-is-try.org/

Lowongan Kerja PT. ALKINDO MITRARAYA

PT. ALKINDO MITRARAYA memebutuhkan tenaga kerja lulusan S1 Teknik Kimia untuk ditempatkan sebagai

PROCESS ENGINEER

dengan persyaratan :

  1. Laki-laki
  2. Usia 22-25 tahun
  3. Mahir berbahasa Inggris dan komputer (MS Windows)
  4. IPK min. 3,00 (skala 4,00)
  5. Tekun, komunikatif, mampu bekerja dalam tim

Lamaran segera dikirimkan ke :

HRD PT ALKINDO MITRARAYA

Jl. Gatot Subroto Km. 8

Tangerang 15810

Lowongan Kerja PT. SENATAMA LABORANUSA

PT. SENATAMA LABORANUSA, perusahaan PMDN yang bergerak di bidang Industri Kimia untuk Pengolahan Air dan Minyak Bumi (Water Treatment & Oil Field Chemicals) saat ini sedang melakukan ekspansi pasar di seluruh Indonesia memberikan kesempatan kepada Sarjana Kimia/Teknik Kimia untuk ikut bergabung menjadi tenaga profesional di bidang :

  1. SALES ENGINEER FOR CHEMICAL (SE)
  2. PRODUCT DEVELOPMENT (PD)
Dengan syarat-syarat :
  1. Sarjana Kimia (PD), Sarjana Teknik Kimia (SE)
  2. IPK minimal 3.00
  3. Fresh graduate atau pengalaman
  4. Laki-laki/Perempuan maksimal 30 tahun
  5. Berbadan sehat dan berkelakuan baik, suka bekerja keras dan berambisi untuk maju.

Kirimkan surat lamaran, CV, Fotocopy ijazah, foto terbaru (3x4) dengan mencantumkan kode di sebelah kiri atas amplop ke :

PT. SENATAMA LABORANUSA

GRAHA SENTA

Jl. Siliwangi No. 80 Rawa Panjang

Bekasi 17114

Ditujukan ke bagian : HRD

Surat lamaran Saudara dapat dikirim va POS atau dibawa langsung ke kantor.

Selasa, 03 November 2009

Methanol Recovery


Wintek’s designs are highly reliable, simple to operate and control, low maintenance, and cost effective. Each Methanol Recovery System is custom designed to meet the customer’s requirements.

  • 99+% Methanol Recovery (of excess methanol)
  • High Reliability
  • Easy to understand
  • Easy to operate and control
  • Low maintenance